Kamis, 06 Juni 2019

KESENIAN dan BELADIRI CIMANDE

....SAMPURASUN BARAYA SADAYANA...
        Kali ini team PARADOX SENI SUNDA akan menjelajahi saat Cimande menjadi salah satu budaya yang harus kita lestarikan, Penasaran? Simak Sekilah Sejarah tentang Seni Sunda yang Menarik untuk dilihat... Hayu! MELUNCUR........



Menurut O’ong Maryono, dalam bukunya yang berjudul “Pencak Silat Merentang Waktu”, dijelaskan bahwa Pencak silat merupakan hasil budi dan akal manusia, lahir dari sebuah proses perenungan, pembelajaran dan pengamatan. Sebagai tata gerak, pencak silat dapat disamakan dengan tarian sehingga di dalamnya terdapat unsur keindahan. Bahkan pencak silat lebih kompleks, karena dalam tata geraknya terkandung unsur-unsur pembelaan diri yang tidak ada dalam tarian. Sebagai hasil budaya, pencak silat sangat kental dengan nilai dan norma yang hidup dan berlaku di masyarakat. Hal ini sebagaimana yang diutarakan oleh Abdus Sjukur, yang merupakan tokoh dari perguruan pencak silat Bawean dalam Maryono bahwa “Pencak adalah gerakan langkah keindahan dengan menghindar yang disertakan gerakan berunsur komedi. Pencak dapat dipertotonkan sebagai sarana hiburan. Silat adalah unsur teknik beladiri menangkis, menyerang dan yang tidak dapat diperagakan di depan umum”.
Di tanah Sunda sendiri ada aliran pencak silat yang dipercaya sebagai salah satu aliran pencak silat tertua di Nusantara. Yaitu Penca Cimande yang berasal dari Kabupaten Bogor, tepatnya di Desa Cimande, Kampung Tarikolot. Menurut Ki Didih Supriadi,  yang merupakan pendekar silat Cimande, para sesepuh dan Guru Besar silat Cimande di Tarikolot sepakat bahwa penemu dan pencipta aliran silat Cimande adalah eyang Kaher. BerdasarkanBerdasarkan hasil wawancara dengan narasumber yang merupakan sesepuh Pencak Silat aliran Cimande, pada abad XVII eyang Kaher yang berprofesi sebagai petani ini menciptakan suatu beladiri yang dikenal dengan Pencak Silat aliran Cimande yang menjadi sebuah budaya terwariskan sampai saat ini, dan tersebar ke seluruh dunia. Terbentuknya sebuah aliran silat ini dinamakan Pencak Silat aliran Cimande yang diambil dari nama tempat eyang Kaher tinggal yaitu Desa Cimande yang mengacu pada sebuah sungai yang bernama sungai Cimande.3 Pencak silat, di samping sebagai olahraga, juga merupakan olah kanuragan yang digunakan untuk meningkatkan kualitas fisik sekaligus psikis. Tidak jarang olah kanuragan ini juga dipakai sebagai sarana pendakian spiritualitas. Tidak semua aliran dan perguruan pencak silat memiliki dan mengajarkan pencak silat dengan pembelajaran mental secara spiritual demi menjunjung tinggi nilai–nilai luhur yang ada. Tujuan pembelajaran mental spiritual dari masing-masing aliran dan perguruan silat sangat beragam. Karena setiap aliran dan perguruan silat memiliki ajaran filosofi beladirinya sendiri. Demikian pula dengan Pencak Silat aliran Cimande, pencak Cimande merupakan salah satu aliran silat yang memiliki ajaran secara mental spiritual, dan diajarkan pada setiap pesilatnya demi mengamalkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang diwariskan para leluhurnya.
Adapun yang dimaksud adalah Taleq (Taleq berasal dari Bahasa Sunda yang berarti kesanggupan untuk memenuhi, dalam kata lain sumpah. Maknanya sendiri untuk Taleq Cimande adalah pernyataan sebagai kesanggupan bagi para murid yang akan menuntut ilmu Silat Cimande melaksanakan aturan (kode etik) tersebut sebelum mendapat pelajaran silat lebih lanjut.), ini merupakan kode etik yang harus ditaati dan oleh semua pesilat dan perguruan Cimande dengan sebaik baiknya. Didalam Taleq Cimande terkandung nilai–nilai agung kemanusiaan, keluhuran budi pekerti, dan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Isi dari 14 Taleq Cimande adalah sebagai berikut:
1. Harus taat dan taqwa kepada Allah dan Rasulnya.
2. Jangan melawan kepada Ibu dan Bapak.
3. Jangan melawan kepada Guru dan Ratu (pemerintah).
4. Jangan berjudi dan mencuri.
5. Jangan ria, takabur, dan sombong.
6. Jangan berbuat zinah.
7. Jangan bohong dan licik.
8. Jangan mabuk-mabukkan dan menghisap madat.
9. Jangan jahil menganiaya sesama makhluk Allah.
10. Jangan memetik tanpa izin, mengambil tanpa meminta.
11. Jangan suka iri hati.
12. Jangan suka tidak membayar hutang.
13. Harus sopan santun rendah hati, ramah tamah, dan saling menghargai
sesama manusia.
14. Berguru Silat Cimande bukan untuk menggagahkan diri dan ugal-ugalan
tetapi untuk mencari keselamatan dunia dan akhirat.

Seluruh pataleqan tersebut dibentengi oleh satu taleq pamungkas, menurut Yudhawinata, yaitu Beriman kepada Allah dan Rasul-Nya bagi yang beragama Islam. Sedangkan bagi yang memeluk agama lain dianjurkan menjalankan dengan baik ajaran agama yang dianutnya. Proses pataleqan ini dirangkaikan dengan suatu acara ritual yang biasa disebut dengan peureuh. Peureuh ini adalah meneteskan air menggunakan daun sirih ke dalam mata calon murid oleh Guru. Proses peureuh ini menyimbolkan komitmen seorang calon murid untuk tetap setia memegang teguh nilai–nilai luhur yang terkandung dalam Taleq Cimande dan tanda diakuinya seseorang secara adat sebagai anak murid Cimande.

Sebagai sebuah tradisi dan budaya, Pencak Silat aliran Cimande ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah orang-orang Bogor dan sekitarnya. Terus melekat dalam sejarah perkembangan daerah ini hingga menjadi kebanggaan tersendiri. Tidak banyak tradisi yang bisa bertahan dan terus melekati orang-orang yang hidup di dalamnya. Meski banyak varian dari aliran silat Cimande masa kini, namun bagi kebanyakan orang akan langsung tertuju pada Pencak Silat aliran Cimande. Seakan sudah menjadi nama generik bagi pesilat secara keseluruhan hingga mengaburkan pencak silat aliran Cimande yang lain.



Penulis :  RIZKY AJI PUTRA YANUAR
NIM : 18123085
Sumber :

Nah Sekilas Tentang Seni Sunda Yang Menarik ini, Terima Kasih Telah Mampir Di Blog Kami,
Tunggu Update Selanjutnya ya BARAYA, Baca Terus Blog Blog Yang lainnya Karena Begitu Kaya Kesenian Dari Tanah Sunda Ini... Semoga Bermanfaat BARAYA SUNDA.😀

Tidak ada komentar:

Posting Komentar