....SAMPURASUN BARAYA SADAYANA...
Kali ini team PARADOX SENI SUNDA akan menjelajahi saat Cimande
menjadi salah satu budaya yang harus kita lestarikan, Penasaran? Simak
Sekilah Sejarah tentang Seni Sunda yang Menarik untuk dilihat... Hayu!
MELUNCUR........
Menurut O’ong Maryono, dalam bukunya yang
berjudul “Pencak Silat Merentang Waktu”, dijelaskan bahwa Pencak silat
merupakan hasil budi dan akal manusia, lahir dari sebuah proses perenungan,
pembelajaran dan pengamatan. Sebagai tata gerak, pencak silat dapat disamakan
dengan tarian sehingga di dalamnya terdapat unsur keindahan. Bahkan pencak
silat lebih kompleks, karena dalam tata geraknya terkandung unsur-unsur
pembelaan diri yang tidak ada dalam tarian. Sebagai hasil budaya, pencak silat
sangat kental dengan nilai dan norma yang hidup dan berlaku di masyarakat. Hal
ini sebagaimana yang diutarakan oleh Abdus Sjukur, yang merupakan tokoh dari
perguruan pencak silat Bawean dalam Maryono bahwa “Pencak adalah gerakan
langkah keindahan dengan menghindar yang disertakan gerakan berunsur komedi.
Pencak dapat dipertotonkan sebagai sarana hiburan. Silat adalah unsur teknik
beladiri menangkis, menyerang dan yang tidak dapat diperagakan di depan umum”.
Di tanah Sunda sendiri ada aliran pencak silat
yang dipercaya sebagai salah satu aliran pencak silat tertua di Nusantara.
Yaitu Penca Cimande yang berasal dari Kabupaten Bogor, tepatnya di Desa Cimande,
Kampung Tarikolot. Menurut Ki Didih Supriadi, yang merupakan pendekar silat Cimande, para
sesepuh dan Guru Besar silat Cimande di Tarikolot sepakat bahwa penemu dan
pencipta aliran silat Cimande adalah eyang Kaher. BerdasarkanBerdasarkan hasil
wawancara dengan narasumber yang merupakan sesepuh Pencak Silat aliran Cimande,
pada abad XVII eyang Kaher yang berprofesi sebagai petani ini menciptakan suatu
beladiri yang dikenal dengan Pencak Silat aliran Cimande yang menjadi sebuah
budaya terwariskan sampai saat ini, dan tersebar ke seluruh dunia. Terbentuknya
sebuah aliran silat ini dinamakan Pencak Silat aliran Cimande yang diambil dari
nama tempat eyang Kaher tinggal yaitu Desa Cimande yang mengacu pada sebuah
sungai yang bernama sungai Cimande.3 Pencak silat, di samping sebagai olahraga,
juga merupakan olah kanuragan yang digunakan untuk meningkatkan kualitas fisik
sekaligus psikis. Tidak jarang olah kanuragan ini juga dipakai sebagai sarana
pendakian spiritualitas. Tidak semua aliran dan perguruan pencak silat memiliki
dan mengajarkan pencak silat dengan pembelajaran mental secara spiritual demi
menjunjung tinggi nilai–nilai luhur yang ada. Tujuan pembelajaran mental
spiritual dari masing-masing aliran dan perguruan silat sangat beragam. Karena
setiap aliran dan perguruan silat memiliki ajaran filosofi beladirinya sendiri.
Demikian pula dengan Pencak Silat aliran Cimande, pencak Cimande merupakan
salah satu aliran silat yang memiliki ajaran secara mental spiritual, dan
diajarkan pada setiap pesilatnya demi mengamalkan dan menjunjung tinggi
nilai-nilai luhur yang diwariskan para leluhurnya.
Adapun yang dimaksud adalah Taleq (Taleq
berasal dari Bahasa Sunda yang berarti kesanggupan untuk memenuhi, dalam kata
lain sumpah. Maknanya sendiri untuk Taleq Cimande adalah pernyataan sebagai
kesanggupan bagi para murid yang akan menuntut ilmu Silat Cimande melaksanakan
aturan (kode etik) tersebut sebelum mendapat pelajaran silat lebih lanjut.),
ini merupakan kode etik yang harus ditaati dan oleh semua pesilat dan perguruan
Cimande dengan sebaik baiknya. Didalam Taleq Cimande terkandung nilai–nilai
agung kemanusiaan, keluhuran budi pekerti, dan keyakinan terhadap Tuhan Yang
Maha Esa. Isi dari 14 Taleq Cimande adalah sebagai berikut:
1. Harus taat dan taqwa kepada Allah dan
Rasulnya.
2. Jangan melawan kepada Ibu dan Bapak.
3. Jangan melawan kepada Guru dan Ratu
(pemerintah).
4. Jangan berjudi dan mencuri.
5. Jangan ria, takabur, dan sombong.
6. Jangan berbuat zinah.
7. Jangan bohong dan licik.
8. Jangan mabuk-mabukkan dan menghisap madat.
9. Jangan jahil menganiaya sesama makhluk
Allah.
10. Jangan memetik tanpa izin, mengambil tanpa
meminta.
11. Jangan suka iri hati.
12. Jangan suka tidak membayar hutang.
13. Harus sopan santun rendah hati, ramah
tamah, dan saling menghargai
sesama manusia.
14. Berguru Silat Cimande bukan untuk
menggagahkan diri dan ugal-ugalan
tetapi untuk mencari keselamatan dunia dan
akhirat.
Seluruh pataleqan tersebut dibentengi oleh
satu taleq pamungkas, menurut Yudhawinata, yaitu Beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya bagi yang beragama Islam. Sedangkan bagi yang memeluk agama lain
dianjurkan menjalankan dengan baik ajaran agama yang dianutnya. Proses
pataleqan ini dirangkaikan dengan suatu acara ritual yang biasa disebut dengan
peureuh. Peureuh ini adalah meneteskan air menggunakan daun sirih ke dalam mata
calon murid oleh Guru. Proses peureuh ini menyimbolkan komitmen seorang calon
murid untuk tetap setia memegang teguh nilai–nilai luhur yang terkandung dalam
Taleq Cimande dan tanda diakuinya seseorang secara adat sebagai anak murid
Cimande.
Sebagai sebuah tradisi dan budaya, Pencak
Silat aliran Cimande ini tidak bisa dilepaskan dari sejarah orang-orang Bogor
dan sekitarnya. Terus melekat dalam sejarah perkembangan daerah ini hingga
menjadi kebanggaan tersendiri. Tidak banyak tradisi yang bisa bertahan dan
terus melekati orang-orang yang hidup di dalamnya. Meski banyak varian dari
aliran silat Cimande masa kini, namun bagi kebanyakan orang akan langsung
tertuju pada Pencak Silat aliran Cimande. Seakan sudah menjadi nama generik
bagi pesilat secara keseluruhan hingga mengaburkan pencak silat aliran Cimande
yang lain.
Penulis : RIZKY AJI PUTRA YANUAR
NIM : 18123085
Sumber :
Nah Sekilas Tentang Seni Sunda Yang Menarik ini, Terima Kasih Telah Mampir Di Blog Kami,
Tunggu Update Selanjutnya ya BARAYA, Baca Terus Blog Blog Yang lainnya Karena Begitu Kaya Kesenian Dari Tanah Sunda Ini... Semoga Bermanfaat BARAYA SUNDA.😀
Tunggu Update Selanjutnya ya BARAYA, Baca Terus Blog Blog Yang lainnya Karena Begitu Kaya Kesenian Dari Tanah Sunda Ini... Semoga Bermanfaat BARAYA SUNDA.😀
Tidak ada komentar:
Posting Komentar